sumber foto: sehatfresh |
Padahal, perubahan macam ini tentu tak melulu harus ditakutkan. Meski terkesan menjadi kemunduran dalam sebuah hubungan, bisa jadi hal itu justru mengarah pada kebaikan. Berikut ini adalah beberapa perubahan yang mungkin kamu alami dalam hubungan, dan tak perlu dikhawatirkan.
1. Kini intensitas pertemuan bukan lagi ukuran. Alasan kesibukan membuat kalian berpikir: “ah, yang penting komunikasi lancar!”.
Kebersamaan yang terjalin lama membuat kalian melewati berbagai perubahan. Salah satunya dalam hal menjaga intensitas pertemuan. Dulu saat kamu dan dia masih sama-sama sekolah atau kuliah, bertemu setiap hari tentu bukan masalah.
Tapi kini setelah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, momen pertemuan justru jadi sesuatu yang spesial. Padatnya rutinitas pekerjaan membuat kalian tenggelam dalam kesibukan. Bukan berarti mengabaikan pasangan, di usia sekarang kalian paham – ada tanggung jawab yang harus diemban dan prioritas yang wajib diutamakan.
Dan tanpa perlu sering bertemu, kalian berusaha untuk menjaga komunikasi. Sesekali menelepon atau mengirim pesan singkat jadi rutinitas yang wajib dilakoni demi menjaga hubungan tetap bertahan sampai nanti.
2. Kamu dan dia justru bersikap layaknya teman. Toh saling sayang tak berarti harus selalu mengumbar kemesraan ‘kan?
Berbeda dengan masa-masa awal pacaran, kini kamu dan dia lebih jarang menampakkan kemesraan. Padahal dulu, dia adalah pasangan yang rajin menyapamu lewat media sosial, atau yang enggan melepas genggaman tangan saat jalan-jalan berdua. Saling bertukar kado saat momen-momen spesial pun jadi kebiasaan yang haram dilewatkan begitu saja.
Setelah pacaran lama dan sama-sama dewasa, kalian sadar bahwa hubungan cinta sebaiknya jadi konsumsi pribadi saja. Tak perlu diumbar di media sosial, dan tak perlu ditampakkan di depan banyak orang. Kesadaran bahwa ada banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan membuat kalian tak sekadar fokus pada romantisme khas anak remaja.
3. Bagi kalian, cinta bukan lagi sebatas kata-kata. Dibalik kesepakatan untuk bersama, harus ada aksi yang lebih nyata sebagai buktinya.
Kata-kata adalah ungkapan dari perasaan. Sayangnya, kata tak mengandung realita yang bisa membuat kita percaya. Di usia dewasa, kamu dan dia menyadari bahwa sekadar kata cinta sebenarnya tak berarti apa-apa. Seseorang bisa saja mudah mengaku cinta, tapi minim aksi untuk membuktikannya.
Saat pasangan berada di titik-titik terendah dalam hidupnya, kamu memilih berada di sisi untuk mendukungnya. Alih-alih meninggalkan, kamu teguh untuk membantunya bangkit menyelesaikan permasalahan. Inilah tanda bahwa kalian sudah sama-sama dewasa. Mengartikan cinta bukan sebagai ucapan semata, tapi aksi yang nyata.
4. Hubunganmu sekilas tak terasa manis, tapi jadi lebih realistis. Tanpa ingin memberatkan satu pihak saja, urusan bayar-membayar kini ditanggung berdua.
Urusan bayar-membayar saat makan atau nonton bioskop berdua biasanya jadi tanggung jawab salah satu pihak saja. Tapi, hal itu hanya terjadi saat kalian masih pacaran awal-awal dulu. Sementara kini setelah dewasa dan punya penghasilan sendiri-sendiri, kalian memilih untuk saling bahu-membahu. Perkara bayar-membayar bukan lagi tanggung jawab satu pihak saja, tapi justru ditanggung berdua sama rata.
5. Alih-alih memilih mengalah dan menghindari perdebatan, sekarang kalian justru jadi sering berselisih paham tapi demi kebaikan.
Tak ada rumus-rumus pasti jika kaitannya dengan hubungan dua orang. Pasangan bahagia bukan melulu predikat milik mereka yang tak pernah bertengkar atau berselisih paham. Bahkan, pasangan bahagia bisa jadi adalah mereka yang justru sering bertengkar.
Bertengkar atau berdebat kadang jadi tanda bahwa hubungan yang kalian jalani adalah hubungan yang sehat. Kalian sama-sama tak mau diam-diam menyimpan dendam atau terpaksa mengalah demi pasangan. Ketika ada perbedaan pendapat, justru baiknya didiskusikan. Toh kalian akan berusaha untuk berdebat dengan kepala dingin dan tetap mengakhirinya dengan baik-baik.
6. Bukan berkorban dengan buta. Kamu dan dia sama-sama berjuang meski dengan cara yang berbeda biar bisa bersama.
Semakin lama pacaran, kamu dan dia pun semakin sadar bahwa hubungan tak bisa berhasil jika sekadar bermodal cinta buta. Lebih dari itu, logika dan rasionalitas justru harus punya porsi yang sama. Cinta buta akan membuat kamu berkorban untuk pasangan tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya kamu inginkan.
Dalam hubungan yang dewasa, kamu tak akan membuat keputusan berdasarkan perasaan cinta yang membuatmu tergila. Jika dulu kamu rela membolos kuliah demi bisa bertemu dia, sekarang kamu menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Dan jika dulu kamu takut kalau harus tinggal beda kota, sekarang kamu mantap menjalani hubungan jarak jauh karena alasan pekerjaan yang lebih mapan.
7. Sekilas hubungan kalian tak sehangat dulu lagi. Tapi, justru hubungan ini yang akan bertahan sampai nanti!
Tak perlu terlalu mengkhawatirkan berbagai perubahan yang kini mungkin terjadi dalam hubungan kalian. Pasalnya, perubahan itu bisa jadi justru mengarah pada kebaikan. Itulah tanda bahwa kalian sudah menjalani hubungan yang dewasa. Hubungan yang minim drama dan berorientasi pada masa depan nantinya.
Perubahan itu pula yang baiknya dianggap biasa saja. Tak perlu buru-buru berasumsi bahwa “berubah berarti sudah tak cinta atau tak sayang”. Percayalah bahwa pasangan yang langgeng tak melulu mereka yang terlihat manis dan mesra. Sadarilah bahwa semakin dewasa, pola hubungan kalian pun akan berubah dengan sendirinya.
Nah, gimana? Apakah kamu dan pasangan sekarang sedang mengalami perubahan-perubahan itu? Jika iya, tak perlu khawatir berlebihan, ya! Kamu dan dia justru sedang memasuki fase hubungan yang dewasa – yang fokusnya bukan sementara tapi lebih pada masa depan nantinya. Selamat berjuang bersama! (sumber: hipwee)
0 Response to "Ini ni Yang Terjadi Kalau Pacaran Terlalu Lama"
Post a Comment