header niko 728 x 90

Kisah Ibunda Alm. Daffa Buat Para Ibu yang Kerja di Luar

sumber foto: melsalink
Pesan Dari Ibunda Daffa Untuk Para Ibu Yang Kerja Di Luar:
Assalammualaikum wr.wb,
Working mom ataupun Full mom bagi saya adalah sebuah pilihan, pada saat Alm. Daffa berusia 6 bulan saya memilih menjadi Working mom, niat yang sama dengan working mom yang lain “membantu suami” memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Jangan ditanya, bagaimana perasaan saya saat itu, berat sekali rasanya meninggalkan bayi untuk bekerja, meskipun nenek nya sendiri yang mengasuh Alm. Daffa. Bisa dibilang waktu saya bersama Alm tidak terlalu banyak, berangkat pukul 08:00 pagi, pulang sampai rumah pukul 08:00 malam. Sudah bisa ditebak, sampai rumah lelah, masih harus mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci, memasak untuk MPASI Alm esok paginya (saya kerjakan malam), saat Alm berusia 6 bulan saya masih tergolong sebagai ibu muda, berusia 24 tahun, bisa dipastikan emosi belum stabil.
Kesibukan sebagai Working mom, ditambah saya tidak bisa mengatur waktu untuk memenuhi segala kebutuhan Daffa, membuat asupan gizi, asupan kasih sayang, asupan perhatian untuk Daffa jauh dari batas cukup (Alhamdulillah imunisasi 5 dasar lengkap) , ditambah saat usia Daffa menginjak 3 tahun 7 bulan sang adik lahir, makin berkurang perhatian saya untuknya.
Saya akui, saya ibu yang bodoh, saya tidak dapat menangkap sinyal-sinyal yang diberikan Daffa, bahwa dia butuh perhatian, bahwa dia merasa tersisihkan. Mengapa saya begitu telat berfikir, ketika tiba-tiba saja Daffa berubah menjadi sangaaaat nakal, tiba-tiba saja Daffa berubah menjadi anak yg tidak menurut, tidak seperti sebelum adiknya lahir.
Saya jadi lebih sering marah terhadapnya, lebih sering cepat terpancing emosi saat mendengar rengekannya, dan lebih bodohnya, saya meminta anak usia 3 tahun 10 bulan itu untuk bersikap lebih dewasa karena sudah punya adik…, dimana fikiran saya saat itu…??? Yaa Allah ampuni saya….
Pada Maret 2015, Arkha berusia 6 bulan, saya putuskan untuk berhenti kerja, karena saya mulai berfikir untuk benar-benar merawat Daffa dan Arkha. Daffa mulai terlihat tidak se-sehat seperti biasanya, badannya mulai kurus, nafsu makan memang sudah kurang semenjak dia berusia bulanan. Saya berfikir pasti karena saat Daffa memulai MPASI nya dulu saya tidak benar-benar mensupport kebutuhannya, sehingga ia tumbuh menjadi balita pemilih makanan.
23 Maret 2015 Daffa berusia 4 tahun dan berat badannya hanya 12 kg dengan tinggi badan 105 cm. Akhir Maret kondisinya benar-benar mengkhawatirkan, Daffa selalu muntah saat kami mengajaknya pergi keluar. Makanan selalu tidak bertahan lama dalam lambungnya, lalu keluar kembali, demam disertai batuk-pilek dengan waktu yang lumayan lama 8-10 hari.
06 April kami membawanya ke puskesmas, hasil tes darah menunjukkan Daffa hanya anemia dan kekurangan gizi, sedangkan demamnya hanya diberikan paracetamol dan antibiotik. Sepulang dari puskesmas saya coba berikan terapi yg disarankan dokter puskesmas, sampai 10 hari kemudian panasnya tak jua hilang.
Saya berkeyakinan Daffa bukan hanya demam, anemia, dan gizi buruk biasa, saya bawa Daffa berobat ke Rsud Cengkareng, dengan harapan dokter Spesialis Anak akan memberikan jawaban dan penanganan yg tepat untuk masalah kesehatan daffa. Masalah biaya biar Allah yg mengatur (karena jika tidak dapat rujukan kami datang sebagai pasien umum).
Ternyata kekhawatiran saya terjawab, dari hasil mantoux, gambaran darah tepi dan hasil scoring Daffa mengidap Flex paru atau TB, kaget…?? Saya lebih shock…. Bagaimana bisa daffa mengidap TB…? Siapa dan apa yang menularkannya…?? Apa saya temukan jawaban…?? Tidak…! Saya tidak tahu apa-apa tentang Daffa, saya sibuk dikantor, saya sibuk dgn pekerjaan rumah, saya sibuk sebagai ibu baru untuk Arkha…. Saya lalai, saya tidak tahu dengan siapa saja Daffa bermain, punya riwayat TB kah..? Saya tau..?? Tidak..! Saya tidak tahu, sampai kuman TB itu hinggap di tubuh mungilnya, menginfeksi paru nya… Ooh tidak bukan menginfeksi paru, sampai saya tau pada hari naas itu,
18 Juni 2015 Daffa harus dirawat karena semenjak pengobatan TB dimulai pada April demam Daffa tidak kunjung reda, hari itu Daffa masih merengek minta pulang, menangis, memohon kepada kami untuk membawanya pulang, namun besar harapan kami setelah beberapa hari saja Daffa dirawat ia akan pulih, kami berharap, kami memiliki harapan itu, namun tidak pada kehendakNYA,
20 Juni Daffa sudah tidak sadarkan diri, 21 Juni CT scan pertama dalam hidupnya, dan kejamnya, kuman terkutuk itu menginfeksi disana… di otaknya, hancur hati saya seketika itu juga, saat itu semua memori bagaikan roll film yang dipurptar berulang-ulang menggambarkan kembali betapa saya adalah ibu yang tidak berguna, ibu yang lalai.
Berbulan-bulan saya disana, menunggu, tetap berharap senyum ceria nya, segala keusilan miliknya, dan tingkah nakalnya akan kembali menjadi milik saya, namun ketika mendapati hasil CT scan yg menggambarkan betapa terkutuknya kuman itu telah membuat aliran air di otak tersumbat, kesabaran saya kembali di uji, operasi..?? Apa yg akan mereka lakukan dengan otak kecilnya…?? Memasukan selang…?? Apa dampaknya jika tidak saya lakukan? Dan berapa persentase keberhasilannya…??
Jawabannya 50:50, resiko yg ditimbulkan akibat operasi akan sama besarnya dengan resiko jika tidak dilakukan operasi. Lalu apa yg harus saya ambil..??? Dua-duany sama-sam beresiko…?? Berat…?? Sangaat berat. Namun banyak sekali org yg perduli terhadap Daffa, para baik hati dari FP 1000 doa untuk Daffa banyak yg mengingatkan, bahwa seberat apapun masalah yang harus kita lewati, kembalikanlah kepada PemilikNYA, karena Dia jua yang memiliki jalan keluar atas masalah tersebut.
Dari ribuan doa yang saya lantunkan, hanya satu permintaan saya pada yang Maha Kuasa, “Mohon diberikan yang terbaik, dari segala yang terbaik untuk Daffa” karena mungkin yang buruk menurut kita belum tentu buruk bagi Allah, dan yang baik menurut kita, belum tentu baik bagi Allah. Dan Allah memberikan yang terbaik untuk Daffa, dengan mengangkat seluruh rasa sakitnya, dengan memberikannya kesembuhan, dimana tidak ada rasa sakit setelahnya, Daffa yang sempat memohon dan meminta untuk pulang, akhirnya benar-benar pulang pada 05 oktober 2015,
40 hari setelah menjalani operasi vp-shunt, dan atau setelah 3 bulan 2 minggu dirawat tanpa sadarkan diri, secara khusus daffa diantar pulang menggunakan mobil milik RSUD Cengkareng, yaitu mobil jenazah. Allah telah menegur saya, dengan mengambil kembali milikNYA, bahwasanya saya adalah ibu yang lalai, yang tidak baik dalam mengurus, merawat dan mendidik titipan yang Allah telah amanahkan.
Kini yang tersisa hanya janji dalam hati saya, janji yg saya iringi dengan perbuatan nyata, takkan ada lagi Daffa-daffa selanjutnya dalam hidup saya, saya Full mother sekarang, tidak ada yang lebih berharga dibandingkan full time untuk buah hati tercinta, tumbuh bersamanya, tertawa bersamanya, belajar bersamanya, melihat setiap momen-momen tumbuh kembangnya yang tidak akan terulang lagi sampai kapanpun.
Working mom ataupun Full mother….?? Itu pilihan masing-masing, namun bagi saya pribadi, rejeki saya sudah Allah titipkan bersama peluh suami saya, rejeki Arkha pun sudah Allah titipkan melalui tangan ayahnya, jadi saya kembali kepada fitrah saya sebagai seorang wanita, bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya….
Dalam kesempatan ini pula, saya ingin ucapakan beribu-ribu rasa terimakasih yang tidak terhingga, bagi para baik hati yang sudah mendoakan Daffa selama dirawat sampai Daffa berpulang ke rahmatullah, dan terkhusus bagi para baik hati yang telah menyempatkan waktunya untuk menjenguk Daffa dan memberikan sedikit rejekinya untu membantu keperluan Daffa selama dirawat, bahkan sampai dikebumikan, maaf tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasih sudah mau menjadi saudara baru bagi saya sekeluarga.
Akhir kata, saya memohon maaf kepada seluruh baik hati FP 1000 doa untuk Daffa, jika dalam setiap tulisan saya ada kata-kata yang mungkin kurang berkenan dihati para baik hati semuanya, dan maafkan saya kepada yang telah memberikan saran agar FP ini tidak ditutup, namun saya tidak indahkan, saya hanya ingin menyimpan semua kenangan baik dan manis saja bersama Daffa, sedangkan FP 1000 doa untuk Daffa hanya akan terus membangkitkan rasa pedih, sedih, kecewa dan bersalah dalam hati saya.
Wassalammualaikum wr.wb
Ditulis oleh Sri Marlia, ibunda Alm. Daffa.(sumber: lukita)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Ibunda Alm. Daffa Buat Para Ibu yang Kerja di Luar"

Post a Comment